Search This Blog

Sunday, October 26, 2014

REAL MADRID CF: More Than Just A Football Club



     31 Agustus 2002.
    Itulah saat dimana saya untuk pertama kalinya menonton pertandingan Real Madrid, tepatnya di Piala Super Eropa 2002. Setelah sebelumnya jatuh cinta pada sosok Iker Casillas yang tampil ciamik bersama Spanyol di Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan, saya mencari tahu keberadaannya dan menemukan bahwa ia adalah penjaga gawang di klub ibukota Spanyol itu.
Iker Casillas di pesta La Decima-Bernabeu, Mei 2014
    Tanpa mengetahui seperti apa sejarah Real Madrid dalam dunia sepakbola, saya mulai mengikuti dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya, hanya untuk melihat sang kiper. Saat itu La Liga belum disiarkan di TV terrestrial seperti sekarang ini, jadi saya hanya bisa menyaksikan Casillas dkk beraksi di ajang Liga Champions, maksimal 2-3 pertandingan dalam kurun waktu satu bulan.
    Awal tahun 2000-an sebenarnya Real Madrid tidak populer di kalangan anak-anak sekolah seperti saya kala itu. Mayoritas dari mereka lebih memilih tim-tim serie-A Italia seperti Juventus dan AC Milan, serta tim-tim EPL seperti Manchester United atau Liverpool. Itu disebabkan karena Liga Italia disiarkan di Indonesia dalam beberapa tahun. Sehingga bisa dikatakan bahwa hanya saya satu-satunya pendukung Real Madrid di kelas saya, atau bahkan di hampir semua kelas seangkatan saya saat itu.
    Saya yang awalnya tidak mengetahui seluk beluk persepakbolaan Eropa, berusaha mencari tahu melalui tabloid-tabloid olahraga. Salah satu tabloid favorit saya adalah Tabloid Soccer, yang kala itu baru saja diterbitkan (masih eksis dan terus berkibar hingga kini). Dari situlah saya akhirnya tahu bahwa Real Madrid bukan klub sepakbola biasa, ditilik dari sejarah yang telah berhasil mereka ukir. Tapi bukan itu alasan saya memilih Real Madrid sebagai klub favorit saya. Bukan pula karena Los Blancos diisi pemain-pemain top dunia seperti Zidane, Ronaldo, Beckham, Owen, Figo maupun generasi terbaru macam Cristiano Ronaldo cs, tapi karena sosok sang penjaga gawang, Iker Casillas. Pemain yang (dulu) tidak pernah saya duga akan tercatat namanya dengan tinta emas dalam buku rekor sepakbola dunia sebagai satu dari sedikit pesepakbola yang punya prestasi mengagumkan.
Madridista seperti saya harus menunggu selama 12 tahun untuk bisa melihat Real Madrid mengangkat trofi Liga Champions lagi. Sebelumnya malah saya tidak ikut menyaksikan mereka memenangi trofi ke-9 karena saya baru ‘menemukan’ Casillas saat Piala Dunia, 3 minggu setelah ia memenangkan si ‘kuping besar’ itu.
Real Madrid juara Liga Champions ke-10 kalinya, Mei 2014
     Waktu 12 tahun tidaklah singkat. Saya boleh berbangga menjadi saksi hidup perubahan demi perubahan sebuah klub sepakbola yang kini menjadi yang terkaya di dunia. Pemain, pelatih dan presiden boleh datang silih berganti, tapi Real Madrid tetaplah Real Madrid. Klub dengan segudang prestasi dan filosofi sepakbola menyerang, bermain indah, mencetak banyak gol dan banyak rekor, terbaik dari yang terbaik.
 
Real Madrid juara Piala Super Eropa, Agustus 2014
I’m 100% Madridista.
Pase lo que pase, Real Madrid por siempre.
Hala Madrid!